BUTIRAN
PILU
Puisi karya Rahma Ayuningtyas Fachrunisa
Dulu
Engkau belia
Hari-hari
merajut asa
Langkah
pasti merah merona
Sayup-sayup
kudengar harap pinta
Memandangmu
sungguh berharga
Kan
kudorong Engkau ke haluan
Kilau
indah hingga kemerlap cerah
Tiada hirau
‘kan selalu berpetuah
Kamuflase
detik hingga menit
Harap ini
adalah Engkau, tertanam lekat
Semampuku
takkan biarkan Engkau tertodong
Semampuku
takkan izinkan luka memerosok
Jiwa ini
berpangku kuat tekad di raga
Masamu
kian berkembang
Masaku
kian berkurang
Biarkan
kulihat topi hitam bertali hiasi kepalamu
Biarlah
kulihat kemapanan menimpamu selepasku
Biar
segala jerih menjadi gurih
Biar
segala pekat menjadi kuat
Namun
tiada begitu
Mengapa
sesak kini menderamu
Butiran
pilu itu membunuhmu
Bubuk putih
itu menjeratmu
Apa salah
Hamba
Hingga
Engkau disulam lara
Butiran
pilu itu membunuhmu
Untaian
doa mengalir dari mulut tiada berdaya
Terkisah
bayangan keindahan termimpi bersama
Terbang
sudah peran perwira
Mengarahkan
yang salut maupun kalut
Peluh
relung bukanlah apa
Puncak
gununglah sorotan utama
Kan ku
dekap erat jiwa rapuhmu
Takkan
biarkan rongrongan keji menyayatmu
Bangun
kembali mimpi sukamu
Terus
bersanding genggam erat gemuruh dadamu
Putih
salju memang merdu
Lebih
merdu kala putih rohanimu
Hunuskan
iman pada butiran pilu
Noda di
lubuk, siapa yang mau?
Sentuh
mimpimu, dekap kemilaumu
Butiran
pilu itu biarlah melayu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar